Warga Taiwan Marah karena Pemerintah Suntik Mati 154 Kucing yang Diselundupkan dari Cina
By Nad
nusakini.com - Internasional - Keputusan dari pihak berwajib di Taiwan untuk menyuntik mati 154 kucing yang ditemukan dalam upaya penyelundupan telah memicu amarah dan desakan untuk mengubah hukum.
Penjaga pantai mencegat kapal penangkap ikan dari Cina pada hari Kamis (19/8) di dekat pantai Kaohsiung, Taiwan. Setelah melakukan screening COVID-19, pihak berwajib masuk ke dalam kapal dan menemukan 62 kandang yang berisikan kucing, termasuk jenis-jenis kucing seperti Russian Blue, Ragdoll, Persian American Shorthair, dan British Shorthair.
Harga hewan-hewan tersebut diperkirakan mencapai 10 juta dollar Taiwan baru (sekitar 5 miliar rupiah). Semua kucing itu disuntik mati pada hari Sabtu (21/8), yaitu Hari Hewan Tunawisma Internasional.
Pihak pemerintah menjelaskan mereka memutuskan untuk menyuntik mati semua kucing karena asal mereka tidak diketahui dan mereka dianggap beresiko, namun langkah yang diambil ini memicu kemarahan dan kesedihan di antara warga Taiwan dan kelompok-kelompok hak asasi hewan.
Salah satu warga mempertanyakan apakah Taiwan tidak memiliki fasilitas karantina untuk hewan dan apakah mereka sangat mudah membunuh hewan tidak bersalah.
Taiwan memiliki tingkat kepemilikan hewan peliharaan yang tinggi dan juga industri perawatan hewan yang besar. Berita mengenai penyuntikan mati 154 kucing ini menjadi artikel yang paling sering dibaca pada saat itu.
Amarah warga ini direspon oleh Presiden Tsai Ing-wen. Tsai sendiri memelihara dua kucing yang sering ia tunjukkan melalui media sosialnya.
Tsai mengaku ia turut bersedih akibat peristiwa ini, namun ia menyalahkan kematian hewan-hewan ini kepada kelompok penyelundup dan mengajak warga untuk memberikan pengertian mengenai bahaya penyakit yang dibawa oleh hewan hasil selundupan.
Ia mengatakan amandemen untuk hukum yang berlaku harus mempertimbangkan langkah yang lebih manusiawi dalam kasus-kasus seperti ini.
Dalam puluhan ribu komentar di media sosial, warga Taiwan mempertanyakan kenapa kucing-kucing tersebut tidak dikarantina atau dirawat secara medis. Sebagian besar amarah ditujukan kepada penyelundup, sedangkan beberapa yang lain mengajak warga untuk belajar dari peristiwa ini dan mengatakan adopsi hewan lebih tepat dibandingkan membeli hewan dengan jenis yang "mewah".